Selasa, 09 Juni 2015

ANATOMI TUBUH MANUSIA



Istilah Umum Anatomi
Anatomi manusia menggunakan daftar istilah sendiri, yang kebanyakan diambil dari bahasa Latin dengan arti yang sangat spesifik. Istilah anatomi merupakan hasil kesepakatan dari ahli-ahli anatomi sedunia yang dikenal sebagai terminologia anatomica. Semua istilah anatomis dalam dunia medis harus mengacu pada hasil kesepakatan tersebut, tidak boleh sembarangan. Terjemahan ke dalam bahasa lain dilakukan melalui kesepakatan ahli anatomi di negara masing-masing. Sayangnya, sampai sekarang belum ada pembakuan terjemahan terminologia anatomica ke dalam bahasa Indonesia, sehingga seringkali membingungkan.
Ada beberapa istilah umum anatomi yang selalu berulang muncul. Sangat penting bagi Anda untuk memahami beberapa istilah umum tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut:
Posisi Tubuh:
  • Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri dengan mata juga memandang lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi-sisi tubuh dan menghadap ke depan. Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan semua struktur digambarkan dengan asumsi berada pada posisi anatomi.
  • Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah menghadap ke atas. Semua posisi lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di bidang horisontal daripada bidang vertikal.
  • Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke atas. Tubuh terletak pada bidang horisontal dengan wajah menghadap ke bawah.
  • Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat vertikal dan betis lurus horizontal. Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap. Kaki diikat dalam posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk. Ini adalah posisi pada banyak prosedur kebidanan.
Bidang Tubuh:
  • Bidang frontal/koronal: bidang vertikal yang tegak lurus dengan bidang median. Bidang ini terbentuk dari garis yang menghubungkan satu telinga ke telinga yang lain dari atas kepala dan kemudian membagi seluruh tubuh di sepanjang garis itu.
  • Bidang median/mid-sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi bagian yang sama kanan dan kiri.
  • Bidang sagital/paramedian: bidang yang sejajar dengan bidang median, tetapi membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri yang tidak sama.
  • Bidang transversal: bidang horisontal tubuh, tegak lurus dengan bidang frontal dan median.
  • Bidang obliqua: bidang selain yang dijelaskan di atas.
Hubungan:
  • Anterior berarti ke arah depan.
  • Posterior berarti menuju belakang.
  • Superior berarti ke arah kepala.
  • Inferior berarti menuju kaki.
  • Medial/medialis berarti menuju bidang median (medekati bagian tengah tubuh).
  • Lateral/lateralis berarti menjauh dari bidang median (menjauh dari tengah tubuh).
Anggota Badan:
  • Proksimal berarti dekat badan
  • Distal berarti jauh dari badan
  • Preaksial menunjukkan sisi radial atau tibial pada anggota badan.
  • Postaksial menunjukkan sisi ulna atau fibular pada anggota badan.
  • Fleksor berarti permukaan anterior anggota badan atas dan permukaan posterior anggota badan bawah.
  • Ekstensor berarti permukaan posterior anggota badan atas dan permukaan anterior anggota badan bawah.
Bagian Otot:
  • Origio (origin): ujung otot yang relatif tetap dari selama gerakan alami.
  • Insersio (insertion): ujung otot yang relatif mobil selama gerakan alami.
  • Belly: bagian tengah berdaging dari otot, yang bersifat insersio.
  • Tendon: bagian berserat dan non-kontraksi dari otot, yang bersifat origio.
  • Aponeurosis: tendon rata yang timbul dari jaringan ikat di sekitar otot.
Gerakan:
  • Fleksi: gerakan yang membentuk atau mengurangi sudut sendi.
  • Ekstensi: gerakan yang memperlebar sudut sendi.
  • Aduksi: gerakan menuju batang tubuh
  • Abduksi: gerakan menjauh dari batang tubuh
  • Rotasi: memutar pada sumbu panjang tubuh
  • Rotasi medial: rotasi ke sisi medial tubuh
  • Rotasi lateral: rotasi ke sisi lateral tubuh
  • Sirkumdiksi: kombinasi fleksi-abduksi-ekstensi-aduksi
  • Pronasi: gerakan lengan bawah di mana telapak tangan menghadap belakang.
  • Supinasi: gerakan lengan bawah d imana telapak tangan menghadap depan
  • Protaksi: gerakan menuju ke depan
  • Retraksi: gerakan menarik ke belakang
  • Radial: gerakan ke arah os radius
  • Ulnar: gerakan ke arah os ulna
  • Tibial: gerakan ke arah os tibia
  • Femoral: gerakan ke arah os femoris
  • Frontal: gerakan ke arah os frontale
  • Oksipital: gerakan ke arah os oksipitale, dll.
Bagian Struktur
  • Kaput: kepala
  • Korpus: badan
  • Kauda: ekor
  • Kolumna: leher
  • Pedunkula: tangkai
Bentuk Struktur
  • Fasia, fasialis: permukaan, muka
  • Fovea: lekukan dangkal, lesung
  • Fascia: lembaran
  • Foramen: lubang
  • Sulkus: lekukan
  • Kanalis: saluran, pipa
  • Kavum, kaverna:  rongga besar
  • Kavernosus: berongga-rongga
  • Kondilus: benjolan
  • Spina: berduri, berujung tajam
  • Krista: berbentuk seperti sisir
  • Sinus: rongga kecil
  • Prosesus: seperti ujung pedang
  • Fisura: robekan, celah
  • Insisura: irisan
Warna Struktur
  • Alba: putih
  • Nigra: hitam, gelap
  • Rubra: merah
  • Grisea: abu-abu
  • Lutea, flava: kuning
  • Kloros: hijau

anatomi fisiologi muskuloskeletal Dian Husada

Bahasan umum dalam anatomi, natomi position, body orientation, Gambaran sistem organ, Klasifikasi dan struktur tulang, Struktur anatomi axial skeleton, Struktur anatomi appendicular skeleton, Articaltion dan body movement, Struktur otot tubuh, Struktur otot ekstremitas ·    Klasifikasi dan struktur tulang ·    Struktur anatomi axial skeleton ·    Struktur anatomi appendicular skeleton ·    Articaltion dan body ·    Struktur otot tubuh ·    Struktur otot ekstremitas

Articaltion dan body movement


PERSENDIAN     
A.     Klasifikasi umum persendian. Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang – tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan yang berhubungan dengan persendian tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
B.      Klasifikasi struktural persendian
1.      Persendian Fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2.      Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago.
3.      Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya.
C.      Klasifikasi fungsional persendian
1.      Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a.      Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
b.      Sinkondrosis  adalah sendi yang tulang – tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dimanakan sinostosis.
2.      Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
a.      Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis antara tulang – tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra yang berdekatan.
b.      Sindesmosis terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat – serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c.       Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
3.      Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi sinovial (berasal dari kata yunani yang berarti “ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.
a.      Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi.
1.      Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
2.      Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui envaginasi kapsul.
b.      Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang melapisi keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
1.      Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat), protein, dan lemak.
2.      Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan  mati (debris) dari rongga sendi yang cidera atau terinfeksi.
3.      Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
a.      Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam goncangan
b.      Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago
4.      Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
D.            Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
1.            Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi traksial atau multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah. Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu.
2.            Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.
3.            Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitaar prosesus odontoid aksis, dan persendian antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna.
4.            Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
5.            Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks pada sisi lainnya: sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang kedua yang berbentuk konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari.
6.            Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya. Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial: misalnya, persendian intervertebra, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
E.            Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
1.    Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk torso kea rah samping.
a.      Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan (meninggikan bagian dorsal kaki)
b.      Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
2.      Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
a.      Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
b.      Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
3.      Abduksi  adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
4.      Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
5.      Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan “tidak”.
a.      Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b.      Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke depan.
6.      Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
7.      Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap ke dalam atau kea rah medial.
8.      Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
9.      Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
10.  Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11.  Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12.  Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.


F.            Gangguan pada persendian
1.            Terkilir. Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin melukai ligamen atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat berputar dengan tiba-tiba atau tubrukan pada sendi. Terkilit jarang terjadi pada lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan kaki. Terkilir adalah cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
2.            Dislokasi. Dislokasi, juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu merupakan sendi rawan terhadap terjadinya dislokasi.
3.            Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi yang berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada bursa subakromial di bahu dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara Prosesus olekranon dan kulit (tennis elbow). Bursitis prepatelar (biasa disebut “ housemaid’s knee) mungkin terjadi akibat sering berlutut.
4.            Artritis adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian, semua penyakit persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan, serta semuanya mengakibatkan derajat kepincangan yang berfariasi.
a.      Artritis reumatoid adalah suatu penyakit sistematik yang menyerang jaringan ikat dengan inflamasi persendian sebagai manifestasi utama.
1.      Penyakit ini mengakibatkan penebalan membrane sinovial dengan kerusakan lanjut pada kartilago artikular.
2.      Walaupun masa remisi sudah berlangsung, penyakit ini cenderung menjadi kronik dan progresif.
b.      Osteoartritis adalah suatu penyakit persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan dengan proses penuaan, obesitas, atau trauma persendian.
1.      Gejala penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya setiap orang akan mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.
2.      Kartilago hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tepi-tepi artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi mengakibatkan nyeri, terutama setelah beraktivitas. Penyakit ini bukanlah penyakit yang menyababkan kepincangan, kecuali jika persendian panggul terserang.
c.       Artritis Gouti, yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa adalah akibat kelainan metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian tertentu.
d.      Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian dan mengakibatkan peradangan.
1.      Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab gonore ke dalam sendi.
2.      Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar