MAKALAH PSIKOLOGI
KONDISI PSIKOLOGIS
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERHATIAN, MINAT DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP
PENYAKIT
DOSEN
PENGAMPU:
Fx. JOKO KHRISDIYANTO.Spsi
PROGRAM STUDI : S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
KELAS :
A 10.1
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur
kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Karunia
dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik,
sesuai dengan waktu yang di tetapkan.
Judul makalah ilmiah ini adalah “Kondisi
Psikologis Masyarakat Pedesaan dan Perhatian, Minat dan Persepsi Masyarakat
Terhadap Penyakit”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami
Fx. Joko Krisdiyanto S.Psi yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
Makalah ini. Kami yakin Makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami butuhkan
Apabila dalam
pembuatan makalah ini terdapat kesalahan
ataupun kekurangan kami mohon maaf
sebesar-besarnya.
Kritik
ataupun saran dari pembaca sangat kami butuhkan.
Terima
kasih.
Yogyakarta, 18 Maret 2014
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB
I…………………………………………………………………………………………………………………………..3
Pendahuluan…………………………………………………………………………………….………………3
Latar
Belakang…………………………………………………………………………………………………..3
Rumusan
Masalah……………………………………………………………………………………………..3
Tujuan……………………………………………………………………………………..………………………..3
BAB
II……………………………………………………………………………………………………………………….…4
Isi
dan Pembahasan…………………………………………………………………………………………...4
·
Kondisi Psikologi Masyarakat Pedesaan………………………………………………………….4
·
Penyebab terjadinya
gangguan psikologis di masyarakat pedesaan
·
Cara pencegahan terhadap
gangguan psikologis
·
Pehatian, Minat dan Persepsi
Masyarakat Pedesaan Tentang Penyakit
·
Contoh Permasalahan
·
Masalah Kesehatan Masyarakat di
Pemukiman Kumuh
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………....19
Penutup
…………………………………………………………………………………………………………..19
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………21
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Indonesia
seperti negara berkembang lainnya memiliki ciri geografis yang sebagian besar
merupakan daerah pedesaan. Secara geo-sosial, kehidupan masyarakat pedesaan
sebagai petani dan menjadi penyangga kebutuhan pangan suatu negara. Sejak tahun
1985, FAO mencatat adanya urbanisasi di hampir seluruh negara berkembang karena
kehidupan sebagai petani yang kurang memenuhi kebutuhan dan daya tarik
perkotaan yang banyak menyediakan lapangan kerja antara lain sebagai buruh,
pedagang, dan pekerja di sektor informal.
Salah satu ciri kehidupan masyarakat pedesaan adalah rendahnya tingkat pedidikan dan kurang terpenuhinya fasilitas pendidikan maupun pelayanan kesehatan. Angka putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah Lanjutan Pertama merupakan indikasi bahwa pemerintah belum mampu menyediakan pola pendidikan yang tidak sekedar memberikan keterampilan dasar membaca, menulis, berhitung, tetapi juga harus menanamkan sikap dan pola berpikir untuk mengembangkan diri membangun kehidupan yang lebih berkualitas.
Perkembangan manusia untuk mencapai tingkat ”optimum aging” berkorelasi dengan kondisi lingkungan yang menunjangnya. Lingkungan pedesaan merupakan tantangan bagi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di dalamnya untuk mengoptimalkan aktualisasi dirinya. Paling sedikit terdapat tiga modalitas untuk mencapai aktualisasi diri yaitu: ”being able to be” suatu kesadaran akan kesanggupan diri; ”being allowed to be” yaitu terbukanya peluang untuk aktualisasi diri; “having to be” yaitu kesadaran imperatif untuk mengekspresikan jati diri.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
kondisi psikologi masyarakat pedesaan?
2. Bagaimana perhatian, minat dan persepsi
masyarakat pedesaan terhadap penyakit?
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui kondisi psikologis masyarakat pedesaan
2. Untuk
mengetahui perhatian, minat dan persepsi masyarakat pedesaan terhadap penyakit?
BAB II
PEMBAHASAN
KONDISI PSIKOLOGI MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa
yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang sangat kuat
hakekatnya. Masyarakat pedesaan terkenal
dengan sikap ramah tamah terhadap setiap tamu yang berkunjung di
Desa dan rumahnya. Mereka selalu menyapa setiap orang yang di temui nya di
jalan tanpa memandang latar belakang orang yang di temuinya.kehidupan
masyarakat pedesaan sangat lah baik untuk di pelajari dan di ambil manfaat nya.
Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
·
Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong
royong.
·
Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja
sebagai saudara.
·
Mementingkan kesopanan, tata karma, dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan etika sopan santun.
·
Memiliki toleransi yang tinggi dalam
memaafkan setiap kesalahan orang lain.
·
Mencintai seni dan dekat dengan alam.
Masyarakat yang masih memegang
budaya yg baik akan mempunyai ciri unik dalam mengatasi masalah yang datang
dalam kehidupannya.jika di lihat, Masyarakat di perkotaan banyak yang mengalami
stress bahkan kegilaan karena menghadapi beban hidup yang berat, akan tetapi
masyarakat pedesaan tidak akan sampai pada kondisi Psikologis yang parah ketika
menghadapi masalah yang besar. Masyarakat pedesaan selalu menatap kedepan
dengan penuh optimis bahwa setiap persoalan hidup ada solusinya bila di
pikirkan secara mendalam dan dalam keadaan tenang, dan tidak perlu
terburu-buru, walaupun terkadang pola pikir mereka itu masih dianggap kuno atau
ketinggalan jaman, berbeda juga dengan masyarakat perkotaan yang selalu
terburu-buru dan mempunyai sifat panic dalam menghadapi masalah, ini membuat
kondisi masyarakat pedesaan jauh lebih baik daripada masyarakat perkotaan.
Masyarakat pedesaan bisa
mengalami gangguan psikologis, karna mungkin mereka merasa tertekan
karna kurang nya sumber daya alam yang layak untuk masyarakat pedesaan. Dalam masyarakat pedesaan pun, masih berlaku pola pikir tentang hal-hal yang
saat ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak layak. Misalnya dalam bidang
kesehatan yaitu tentang penyakit yang dideritanya. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan mereka yang masih tidak stabil, Dan juga karena akses dan pelayanan
kesehatan yang kurang memadai ditempat mereka. Hal ini juga dapat mempengaruhi
kondisi psikologis nya.
Masalah masalah psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak dan
remaja merujuk pada usia dan kebudayaan. Dimana perilaku yang dianggap normal
pada anak –anak bisa saja tidak normal pada orang dewasa. Keyakinan keyakinan
budaya membantu menentukan apakah orang – orang melihat perilaku tertentu
sebagai normal atau abnormal. Orang – orang yang hanya mendasarkan pada
normalitas pada standart yang berlaku pada budaya mereka saja akan beresiko
menjadi etnocentris ketika mereka memandang tingkah laku orang lain dalam
budaya yang berbeda sebagai abnormal.
Ø Penyebab terjadinya gangguan psikologis di masyarakat pedesaan :
·
Factor psikobiologik:
1.
Riwayat genetika keluarga
2.
Struktur otak yang tidak normal
3.
Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat
di kandungan ibu
4.
Penyakit kronis atau kecacatan dapat
menyebabkan kesulitan koping bagi anak.
·
Faktor lingkungan
1.
Kemiskinan.
Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang
buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi
dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
2.
Tunawisma.
Anak-anak tunawisma memiliki berbagai
kebutuhan kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka.
3.
Budaya keluarga.
Perilaku orang tua yang secara dramatis
berbeda dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak
oleh teman sebaya dan masalah psikologik.
Ø Cara pencegahan terhadap gangguan psikologis:
1.
Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang
ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak
2.
Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada
anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat
dapat segera dilakukan.
3.
Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi
individu,
4.
Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga.
Pehatian, Minat dan
Persepsi Masyarakat Pedesaan Tentang
Penyakit
Persepsi
adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memeberikan makna kepada stimulus inderawi.
Menurut
Luthans, persepsi itu adalah lebih kompleks dan luas kalau dibandingkan dengan
penginderaan. Persepsi masyarakat
mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam
masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu
kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas.
Berikut ini contoh persepsi masyarakat
tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan
di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di
daerah rawa -rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat
hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa
gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat
hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa
penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut
dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik
daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh
tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit
diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun
temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat,
udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk
Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air
di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan
pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.
Kawasan
pedesaan bisa diartikan sebagai daerah dimana masyarakatnya masih kurang
pengetahuan dan informasi sehingga masalah kesehatan masyarakat masih menjadi
masalah yang cukup besar. Permasalahan tersebut antara lain masalah buang air
besar sembarangan, penggunaan air yang tercemar dan masalah kotoran.
CONTOH PERMASALAHAN,
Masalah buang air besar
sembarangan
Permasalahan utama yang perlu dibahas yaitu masalah buang air besar sembarangan. Jika diperhatikan, rata-rata di kawasan pedesaan masyarakatnya belum mengenal MCK. Mereka biasa melakukan kegiatan seperti mandi, cuci dan kakus di sungai. Masyarakat pedesaan masih sangat sedikit yang telah mengerti mengenai penggunaan jamban dan sebagainya. Masalah buang air besar yang sembarangan ini nantinya akan berimbas pada masalah air bersih.
·
Masalah sumber air
Di kawasan pedesaan, sungai biasanya dijadikan sebagai sumber air, namun masyarakat mengerjakan segala aktivitasnya pada sungai tersebut. Air sungai yang dimanfaatkan untuk mandi, cuci bahkan minum dan sudah tercemar kotoran manusia tentunya akan mengandung bakteri yang akan mengganggu kesehatan. Namun kebanyakan masyarakat desa belum menyadari hal tersebut, padahal jika ditelusuri, air tersebut terasa sangat menjijikkan dan mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri.
·
Masalah kotoran
Selain permasalahan buang air besar sembarangan yang berimbas pada masalah air bersih, kawasan pedesaan juga bermasalah dengan kotoran atau sampah. Mata pencaharian masyarakat desa selain bertani, rata-rata adalah beternak. Kotoran ternak biasanya akan sangat mengganggu. Kotoran hewan di jalan-jalan dapat menimbulkan bau yang luar biasa. Hal ini tentunya dapat mengganggu kesehatan masyarakat pedesaan.
Masalah Kesehatan Masyarakat di Pemukiman
Kumuh
Kawasan
pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi pusat perhatian utama dalam
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. SEPERTI NAMANYA, pemukiman kumuh
merupakan kawasan yang sangat kotor dan merupakan sarang penyakit, sehingga
sangat tidak cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Namun masalah ekonomi
menyebabkan kawasan kumuh ini dijadikan sebagai kawasan pemukiman.
Masalah kesehatan masyarakat memang selalu menjadi fokus
utama khususnya di kawasan pedesaan dan pemukiman kumuh. Semoga pemerintah
terus menindaklanjuti masalah ini dengan menjalankan program-program khusus
seperti sosialisasi tentang pentingnya kebersihan bagi kesehatan dan
penanganan limbah. Dengan demikian, kesehatan masyarakat di daerah pedesaan dan
kawasan kumuh dapat ditingkatkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Masyarakat yang masih memegang budaya yg baik akan mempunyai ciri unik
dalam mengatasi masalah yang datang dalam kehidupannya. Masyarakat pedesaan
selalu menatap kedepan dengan penuh optimis bahwa setiap persoalan hidup ada
solusinya bila di pikirkan secara mendalam dan dalam keadaan tenang, dan tidak
perlu terburu-buru, walaupun terkadang pola pikir mereka itu masih dianggap
kuno atau ketinggalan jaman, kondisi masyarakat pedesaan jauh lebih baik
daripada masyarakat perkotaan.
2)
Persepsi masyarakat mengenai
penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara
turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh
jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian
penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara
menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh
dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar