Selasa, 09 Juni 2015

KONDISI PSIKOLOGIS MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERHATIAN, MINAT DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT



MAKALAH PSIKOLOGI
KONDISI PSIKOLOGIS MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERHATIAN, MINAT DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT

DOSEN PENGAMPU:
Fx. JOKO KHRISDIYANTO.Spsi





PROGRAM STUDI        : S-1 KESEHATAN MASYARAKAT
KELAS                            : A 10.1





UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan  Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik, sesuai dengan waktu yang di tetapkan.
 Judul makalah ilmiah ini adalah “Kondisi Psikologis Masyarakat Pedesaan dan Perhatian, Minat dan Persepsi Masyarakat Terhadap Penyakit”.
Kami juga  mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami Fx. Joko Krisdiyanto S.Psi yang telah memberikan  kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan Makalah  ini. Kami yakin Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan
Apabila dalam pembuatan makalah  ini terdapat kesalahan ataupun kekurangan kami mohon maaf  sebesar-besarnya.
Kritik ataupun saran dari pembaca sangat kami butuhkan.
Terima kasih.






Yogyakarta, 18 Maret 2014








DAFTAR ISI

Keterangan                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………..3
            Pendahuluan…………………………………………………………………………………….………………3
            Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………..3
            Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………..3
            Tujuan……………………………………………………………………………………..………………………..3
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………….…4
            Isi dan Pembahasan…………………………………………………………………………………………...4
·         Kondisi Psikologi Masyarakat Pedesaan………………………………………………………….4
·         Penyebab terjadinya gangguan psikologis di masyarakat pedesaan
·         Cara pencegahan terhadap gangguan psikologis
·         Pehatian, Minat dan Persepsi  Masyarakat Pedesaan Tentang Penyakit
·         Contoh Permasalahan
·         Masalah Kesehatan Masyarakat di Pemukiman Kumuh

BAB III……………………………………………………………………………………………………………………....19
            Penutup …………………………………………………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………21





BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Indonesia seperti negara berkembang lainnya memiliki ciri geografis yang sebagian besar merupakan daerah pedesaan. Secara geo-sosial, kehidupan masyarakat pedesaan sebagai petani dan menjadi penyangga kebutuhan pangan suatu negara. Sejak tahun 1985, FAO mencatat adanya urbanisasi di hampir seluruh negara berkembang karena kehidupan sebagai petani yang kurang memenuhi kebutuhan dan daya tarik perkotaan yang banyak menyediakan lapangan kerja antara lain sebagai buruh, pedagang, dan pekerja di sektor informal.

Salah satu ciri kehidupan masyarakat pedesaan adalah rendahnya tingkat pedidikan dan kurang terpenuhinya fasilitas pendidikan maupun pelayanan kesehatan. Angka putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah Lanjutan Pertama merupakan indikasi bahwa pemerintah belum mampu menyediakan pola pendidikan yang tidak sekedar memberikan keterampilan dasar membaca, menulis, berhitung, tetapi juga harus menanamkan sikap dan pola berpikir untuk mengembangkan diri membangun kehidupan yang lebih berkualitas.

Perkembangan manusia untuk mencapai tingkat ”optimum aging” berkorelasi dengan kondisi lingkungan yang menunjangnya. Lingkungan pedesaan merupakan tantangan bagi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di dalamnya untuk mengoptimalkan aktualisasi dirinya. Paling sedikit terdapat tiga modalitas untuk mencapai aktualisasi diri yaitu: ”being able to be” suatu kesadaran akan kesanggupan diri; ”being allowed to be” yaitu terbukanya peluang untuk aktualisasi diri; “having to be” yaitu kesadaran imperatif untuk mengekspresikan jati diri.


RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana kondisi psikologi masyarakat pedesaan?
2.       Bagaimana perhatian, minat dan persepsi masyarakat pedesaan terhadap penyakit?


TUJUAN

1.      Untuk mengetahui kondisi psikologis masyarakat pedesaan
2.      Untuk mengetahui perhatian, minat dan persepsi masyarakat pedesaan terhadap penyakit?

BAB II
PEMBAHASAN

KONDISI PSIKOLOGI MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang sangat kuat hakekatnya. Masyarakat pedesaan  terkenal dengan  sikap ramah  tamah terhadap setiap tamu yang berkunjung di Desa dan rumahnya. Mereka selalu menyapa setiap orang yang di temui nya di jalan tanpa memandang latar belakang orang yang di temuinya.kehidupan masyarakat pedesaan sangat lah baik untuk di pelajari dan di ambil manfaat nya.
Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
·         Menjunjung kebersamaan dalam bentuk gotong royong.
·         Suka kemitraan dengan menganggap siapa saja sebagai saudara.
·         Mementingkan kesopanan, tata karma, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan etika sopan santun.
·         Memiliki toleransi yang tinggi dalam memaafkan setiap kesalahan orang lain.
·         Mencintai seni dan dekat dengan alam.

 Masyarakat yang masih memegang budaya yg baik akan mempunyai ciri unik dalam mengatasi masalah yang datang dalam kehidupannya.jika di lihat, Masyarakat di perkotaan banyak yang mengalami stress bahkan kegilaan karena menghadapi beban hidup yang berat, akan tetapi masyarakat pedesaan tidak akan sampai pada kondisi Psikologis yang parah ketika menghadapi masalah yang besar.  Masyarakat pedesaan selalu menatap kedepan dengan penuh optimis bahwa setiap persoalan hidup ada solusinya bila di pikirkan secara mendalam dan dalam keadaan tenang, dan tidak perlu terburu-buru, walaupun terkadang pola pikir mereka itu masih dianggap kuno atau ketinggalan jaman, berbeda juga dengan masyarakat perkotaan yang selalu terburu-buru dan mempunyai sifat panic dalam menghadapi masalah, ini membuat kondisi masyarakat pedesaan jauh lebih baik daripada masyarakat perkotaan.

Masyarakat pedesaan bisa  mengalami gangguan psikologis, karna mungkin mereka merasa tertekan karna kurang nya sumber daya alam yang layak untuk masyarakat pedesaan. Dalam  masyarakat pedesaan pun,  masih berlaku pola pikir tentang hal-hal yang saat ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak layak. Misalnya dalam bidang kesehatan yaitu tentang penyakit yang dideritanya. Hal ini disebabkan karena pengetahuan mereka yang masih tidak stabil, Dan juga karena akses dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai ditempat mereka. Hal ini juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis nya.

Masalah masalah psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak dan remaja merujuk pada usia dan kebudayaan. Dimana perilaku yang dianggap normal pada anak –anak bisa saja tidak normal pada orang dewasa. Keyakinan keyakinan budaya membantu menentukan apakah orang – orang melihat perilaku tertentu sebagai normal atau abnormal. Orang – orang yang hanya mendasarkan pada normalitas pada standart yang berlaku pada budaya mereka saja akan beresiko menjadi etnocentris ketika mereka memandang tingkah laku orang lain dalam budaya yang berbeda sebagai abnormal.

Ø  Penyebab terjadinya gangguan psikologis di masyarakat pedesaan :
·         Factor psikobiologik:
1.      Riwayat genetika keluarga
2.      Struktur otak yang tidak normal
3.      Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu
4.      Penyakit kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak.

·         Faktor lingkungan
1.      Kemiskinan.
Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
2.      Tunawisma.
 Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka.
3.      Budaya keluarga.
Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik.
Ø  Cara pencegahan terhadap gangguan psikologis:

1.     Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak
2.     Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat segera dilakukan.
3.     Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi individu,
4.     Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga.




Pehatian, Minat dan Persepsi  Masyarakat Pedesaan Tentang Penyakit
            Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memeberikan makna kepada stimulus inderawi.
            Menurut Luthans, persepsi itu adalah lebih kompleks dan luas kalau dibandingkan dengan penginderaan. Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas.
Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa -rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.
            Kawasan pedesaan bisa diartikan sebagai daerah dimana masyarakatnya masih kurang pengetahuan dan informasi sehingga masalah kesehatan masyarakat masih menjadi masalah yang cukup besar. Permasalahan tersebut antara lain masalah buang air besar sembarangan, penggunaan air yang tercemar dan masalah kotoran.

CONTOH PERMASALAHAN,

Masalah buang air besar sembarangan

      Permasalahan utama yang perlu dibahas yaitu masalah buang air besar sembarangan. Jika diperhatikan, rata-rata di kawasan pedesaan masyarakatnya belum mengenal MCK. Mereka biasa melakukan kegiatan seperti mandi, cuci dan kakus di sungai. Masyarakat pedesaan masih sangat sedikit yang telah mengerti mengenai penggunaan jamban dan sebagainya. Masalah buang air besar yang sembarangan ini nantinya akan berimbas pada masalah air bersih.

·         Masalah sumber air

      Di kawasan pedesaan, sungai biasanya dijadikan sebagai sumber air, namun masyarakat mengerjakan segala aktivitasnya pada sungai tersebut. Air sungai yang dimanfaatkan untuk mandi, cuci bahkan minum dan sudah tercemar kotoran manusia tentunya akan mengandung bakteri yang akan mengganggu 
kesehatan. Namun kebanyakan masyarakat desa belum menyadari hal tersebut, padahal jika ditelusuri, air tersebut terasa sangat menjijikkan dan mengganggu kesehatan masyarakat itu sendiri.

·         Masalah kotoran

      Selain permasalahan buang air besar sembarangan yang berimbas pada masalah air bersih, kawasan pedesaan juga bermasalah dengan kotoran atau sampah. Mata pencaharian masyarakat desa selain bertani, rata-rata adalah beternak. Kotoran ternak biasanya akan sangat mengganggu. Kotoran hewan di jalan-jalan dapat menimbulkan bau yang luar biasa. Hal ini tentunya dapat mengganggu kesehatan masyarakat pedesaan.

Masalah Kesehatan Masyarakat di Pemukiman Kumuh
Kawasan pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi pusat perhatian utama dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. SEPERTI NAMANYA, pemukiman kumuh merupakan kawasan yang sangat kotor dan merupakan sarang penyakit, sehingga sangat tidak cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Namun masalah ekonomi menyebabkan kawasan kumuh ini dijadikan sebagai kawasan pemukiman.

Masalah kesehatan masyarakat memang selalu menjadi fokus utama khususnya di kawasan pedesaan dan pemukiman kumuh. Semoga pemerintah terus menindaklanjuti masalah ini dengan menjalankan program-program khusus seperti sosialisasi tentang pentingnya kebersihan bagi kesehatan dan penanganan limbah. Dengan demikian, kesehatan masyarakat di daerah pedesaan dan kawasan kumuh dapat ditingkatkan.





BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1)     Masyarakat yang masih memegang budaya yg baik akan mempunyai ciri unik dalam mengatasi masalah yang datang dalam kehidupannya. Masyarakat pedesaan selalu menatap kedepan dengan penuh optimis bahwa setiap persoalan hidup ada solusinya bila di pikirkan secara mendalam dan dalam keadaan tenang, dan tidak perlu terburu-buru, walaupun terkadang pola pikir mereka itu masih dianggap kuno atau ketinggalan jaman, kondisi masyarakat pedesaan jauh lebih baik daripada masyarakat perkotaan.

2)      Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya. Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.














DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar