BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu
masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber
Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi
sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan
dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita.
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis
yang ditemukan di seluruh dunia dengan prevalensi penduduk yang bervariasi dari
1 – 6 % (John MF Adam). DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur
dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi.
Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum
menempati skala prioritas utama dalam p/elayanan Kesehatan, walaupun diketahui
dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik
pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan
ginjal.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Diabetes Militus?
2.
Bagaimana etiologi diabetes mellitus?
3.
Bagaimana Gambaran klinik diabetes mellitus?
4.
Ada berapakah tipe diabetes mellitus?
5.
Bagaimana Patofisiologi diabetes mellitus?
C.
Tujuan
Untuk memberi wawasan tentang diabetes militus , agar semakin memahami tentang penyakit tersebut,
dan menurunkan angka diabetes militus tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang
kompleks yang mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak
dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis
(Barbara C. Long, 1996). Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang
menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia
yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat
(Brunner dan Sudarta, 1999).
Diabetes
Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari
kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap
pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
B. Etiologi Diabetes Mellitus
Etiologi
dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita
mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang
menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang
mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering
dianggap penyebab yaitu :
b.1 Faktor
genetik
Riwayat
keluarga dengan diabetes :
Menurut Pincus
dan White bahwa perbandingan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus dengan
kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita
diabetes mellitus mencapai 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang
memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
b.2 Faktor non
genetik
b.2.1 Infeksi,
virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetik terhadap diabetes mellitus.
b.2.2
Nutrisi, yaitu : obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin, malnutrisi
protein, dan alkohol dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
b.2.3
Stres, berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
b.2.4
Hormonal, Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar
katekolamin meningkat.
C. Tipe Diabetes Mellitus
Klasifikasi menurut WHO (1985) dibagi beberapa tipe yaitu :
c.1
Diabetes mellitus tipe insulin, penderita tergantung pada pemberian insulin
untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak
atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
c.2
Diabetes mellitus tipe II (non insulin), terbagi dua yaitu :
c.2.1
Non obesitas
c.2.2
Obesitas, disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas,
tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi
pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
D.
Patofisiologi Diabetes
Mellitus
Sebagian
besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :
d.1 Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel
tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai
1200 mg/hari/100 ml.
d.2 Peningkatan mobilisasi lemak dari
daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun
pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis.
d.3
Pengurangan protein dalam
jaringan tubuh.
Akan
tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes Mellitus
yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita Diabetes
Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus
meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai
dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap
menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi
180 mg%.
E.
Gambaran Klinik Diabetes
Mellitus
Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus
sebagai berikut :
e.1 Poliuri
(banyak kencing)
Hal ini
disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak
kencing.
e.2 Polidipsi
(banyak minum)
Hal ini
disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi penderita lebih banyak minum.
e.3
Polipagi (banyak makan)
Hal ini
disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
e.4
Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
e.5 Mata
kabur
Hal
ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol
dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a.
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh
faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
b.
Etiologi diabetes mellitus, yaitu : faktor genetik dan non genetik (infeksi,
nutrisi, stress, dan hormonal).
c.
Tipe diabetes mellitus terbagi 2, yaitu : diabetes tipe 1 (insulin) dan tipe 2
(non insulin).
d.
Patofisiologi diabetes mellitus, yaitu : pengurangan penggunaan glukosa oleh
sel-sel tubuh, peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan
lemak, dan pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
e.
Gambaran klinik diabetes mellitus, yaitu : paoliuri (banyak kencing), polipagi
(banyak makan), berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang, dan
mata kabur.
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini semoga kita dapat mengupayakan penanggulangan penyakit
diabetes mellitus. Sebaiknya kita bisa
memngonsumsi makanan yang seimbang atau mengonsumsi makanan yang mengandung rendah gula, olahraga yang cukup,
dan juga istirahat yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
& Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit
RGC.
Carpenito,
L.J., 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
Penerbit EGC.
Carpenito, L.J.
2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klini. Jakarta: Penerbit EGC.
Price,
A. Sylvia dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi, Edisi IV. Jakarta
: Penerbit EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar