KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Serta shalawat dan salam kita hadiahkan kepada arwah
Nabi kita Muhammad SAW, semoga kita mendapat safaat dikemudian hari kelak.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen yang telah memberikan saya waktu untuk dapat menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya penulis merasa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sehat untuk perbaikan kedepannya.
Yogyakarta,
15 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I…………………………………………………………………………………………………………………………..3
Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………3
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………..3
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………..3
Tujuan……………………………………………………………………………………………………………..3
BAB II……………………………………………………………………………………………………………………….…4
Isi dan Pembahasan………………………………………………………………………………………..4
·
Rasionalisme……………………………………………………………………………………….4
·
Empirisme……………………………………………………………………………………………5
·
Kritisme……………………………………………………………………………………………….7
·
Materialisme………………………………………………………………………………………..9
·
Idealisme……………………………………………………………………………………………..11
·
Positivisme…………………………………………………………………………………………..12
·
Pragmatisme………………………………………………………………………………………..13
·
Sekularisme
………………………………………………………………………………………...16
BAB III………………………………………………………………………………………………………………………....19
Penutup …………………………………………………………………………………………………………..19
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………21
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Penjelasan mengenai makna kehidupan dan
bagaimana seharusnya kita menjalaninya merupakan masalah yang klasik, yang
hingga sekarang susah untuk ditetapkan filsafat mana yang paling benar yang
seharusnya kita anut. Para filsuf tersebut menggunakan sudut pandang yang berbeda
sehingga menghasilkan filsafat yang berbeda pula. Antara aliran atau paham yang
satu dan yang lainnya ada yang saling bertentangan dan ada pula yang memiliki
konsep dasar sama. Akan tetapi meskipun bertentangan, bukanlah untuk saling
dipertentangkan. Justru dengan banyaknya aliran atau paham yang sudah
diperkenalkan oleh tokoh-tokoh filsafat, kita dapat memilih cara yang pas
dengan persoalan yang sedang kita hadapi.
Memahami sistem filsafat sesungguhnya
menelusuri dan mengkaji suatu pemikiran mendasar dan tertua yang
mengawali kebudayaan manusia. Suatu sistim, filsafat berkembang berdasarkan
ajaran seorang atau beberapa orang tokoh pemikir filsafat. Sistem filsafat
sebagai suatu masyarakat atau bangsa. Sistem filsafat amat ditentukan oleh potensi
dan kondisi masyarakat atau bangsa itu, tegasnya oleh kerjasama faktor dalam
dan faktor luar. Faktor-faktor ini diantaranya yang utama ialah sikap dan
pandangan hidup, citakarsa dan kondisi alam lingkungan. Apabila cita
karsanya tinggi dan kuat tetapi kondisi alamnya tidak menunjang, maka bangsa
itu tumbuhnya tidak subur (tidak jaya).Tujuan dari penulisan makalah ini
sendiri, selain memenuhi kewajiban membuat tugas, adalah untuk memenuhi rasa
ingin tahu dan keterkaitan penulis terhadap bab aliran filsafat rasionlisme,
empirisme, kritisme, materialisme, idealism, positivisme, pragmatism,
sekularisme.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka dapat kami rumuskan masalah sebagai berikut :
1.Apa pengertian dari rasionlisme,
empirisme, kritisme, materialisme, idealism, positivisme, pragmatism,
sekularisme,.?
2.siapa
sajakah tokoh-tokoh aliran-aliran filsafat?
TUJUAN
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari aliran-aliran tersebut diatas
2.
Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam aliran-aliran dalam
filsafat tersebut diatas.
BAB II
ISI
DAN PEMBAHASAN
1. RASIONALISME
Rasionalisme adalah paham
yang mengajarkan bahwa sumber pengatahuan satu-satunya yang benar adalah rasio
(akal budi)
Rasionalisme adalah paham filsafat yang
mengatakan bahwa akal (resen) adalh alat terpenting dalam memperoleh pengatahun
dan mengetes pengatahuan. Jika empiresme mengatakan bahwa pengatahuan diperoleh
dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengejarkan bahwa pengatahuan
di peroleh dengan cara berfikir alat dalam berfikir itu ialah kaidah-kaidah
logis atau kaidah-kaidah logika.
Tokoh-Tokoh Rasionalisme
Tokoh-tokoh terpenting aliran rasionalisme adalah:
1.
Blaise Pascal
2. Cristian Wolf
3. Rene Descartes
4. Baruch Spinoza
5.
G.W Leibnitz
Pemikiran Pokok Descartes, Spinoza, Dan Leibniz
Mereka adalah tokoh besar
filsafat rasionalisme sebelum itu, pengertian rasionalisme diuraikan lebih
dahulu. Rasionalisme ada dua macam dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan otoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah
lawan empirisme
1.
Deskartes ( 1596-1650)
Descartes lahir pada tahun
1596 dan meninggal pada tahun 1650. bukunya di caurs deia methode ( 1537) dan
meditations ( 1642) kedua buku ini saling melengkapisatu sama lain. Didalam
kedua buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode ini juga
sering disebut cogito Descartes, atau metode catigo saja.
Untuk menemukan basis yang
kuat bagi filsafat, Descartes meragukan (lebih dahulu segala sesuatu yang dapat
diragukan. Didalam mimpi seolah olah seorang mengalami sesuatu yang
sungguh-sungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi (juga) begitu pula pada
pengalaman halusinasi, ilusi dan kenyataan gaib. Tidak ada batas yang tegas
antara mimpi dan jaga. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya seperti bukan mimpi.
2.
Spinoza ( 1632-1677 M)
Spinoza dilahirkan pada
tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677 M. nama aslinya banich SPINOZA.
Setelah ia mengucilkan dirinya dari agama yahudi, ia mengubah namanya menjadi
benedictus de Spinoza ia hidup dipinggiran kota dan baik Spinoza maupun leibniz
ternyata mengikuti pemikiran Descartes itu. Dua tokoh terakhir ini menjadi
substansi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga
mengikuti metode Descartes, tiga filosof ini, descartos, spinozo dan leigniz,
biasanya dikelompokkan dalam satu mazhab. Yaitu rasionalisme.
Dalam gometri. Spinoza memulai dengan
meletakkan defenisi- defenisi, cobalah perhatikan beberapa contoh defenisi ini
yang digunakan dalam membuat kesimpulan-kesimpulan dalam metafisika defenisi
ini diambil dari Solomon : 73)
Beberapa defenisi
1.
sesuatu yang sebabnya pada dirinya saya maksudkan
esensinya mengandung eksistensi, atau sesuatu yang hanya dipahami sebagai
adanya.
2.
sesuatu dikatakan terbatas bila ia dapat dibatasi oleh
sesuatu yang lain, misalnya tubuh kita terbatas, yang membatasinya ialah
besarnya tubuh kita itu.
3.
substansi ialah sesuatu yang ada dalam dirinya, dipaham
melalui dirinya, konsep dapat dibentuk tentangnya bebas dari yang lain.
4.
yang saya maksud dengan atribut (sifat)ialah apa yang
dapat dipahami sebagai melekat pada esensi substansi
5.
yang saya maksud mede ialah perubahan-perubahan pada
substansi
6.
tuhan yang saya maksud ialah sesuatu yang terbatas secara
absolute (mutlak) sesutau saya sebut disebabkan oleh yang lain, dan tindakan
ditentu olehnya sendiri.
7. yang saya maksud dengan
kekekalan (etermity) ialah sifat pada aksistensi itu tadi
3. Lleibniz (1646-1716)
Gotifried willheim von
Leibniz lahir pada tahun 11646 dan meninggal pada tahun 1716 dan meninggal pada
tahun 1718. ia filosofi jerman matamatikawan, menjadi atasan, pembantu pejabat
tinggi Negara.
Metafisika leigniz sama memusatkanperhatian
pada substansi. Bagi spinoz sama memusatkan perhatian pada substansi. Bagi
Spinoza ,alam semesta ini mekanistis dan keseluruhnya bergantung pada sebab,
sementara substansi pada leignizadalah tujuan. Penentuan prinsip filsafat
(eiguiz ialah prinsip akan yang mencukupi, yang secara sederhana dapat di
rumuskan sesuatu harus mempunyai masalah bahkan tuhan harus mempunyai masalah
untuk setiap yang di ciptaan-nya. Kita lihat bahwa prinsip ini menuntun
filsafat leigniz.
2. EMPIRISME
Istilah empirisme diambil
dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.
Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Empirisme adalah salah
satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme, berpendirian
bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan-kesan
dari alam nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri
manusia, sehingga menjadi pengalaman.
Untuk memahami inti
filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme yaitu mengenai
makna dan tiori tentang pengetahuan.
1.
Filsafat empirisme tentang teori makna, teori makna dan
empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu,
bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran,
materi sebagai pola jumlah yang dapat di indra dan dihubungkan kualitas sebagai
urutan pristiwa yang sama.
2.
Filsafat emperisme tentang teori pengetahuan, menurut
orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu
mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar etika, dan
kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya.
Tokoh-tokoh Dalam Aliran Empirisme
Diantara tokoh dan pengikut aliran empirisme
adalah Francis Bacon, Thomas Hobbles, David Home dan Jhon Lock, Sebagai berikut
:
1.
Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang
sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi
dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati. Kata Bacon
selanjutnya, kita sudah terlalu lama dpengaruhi oleh metode deduktif. Dari
dogma-dogma diambil kesimpulan, itu tidak benar, haruslah kita sekarang
memperhatikan yang konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2.
Thomas Hobbles (1588-1679 M)
Ia seorang ahli pikir
Inggris lahir di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke Oxford untuk
belajar logika Skolastik dan Fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak
berminat sebab gurunya beraliran Aristotelien.
Materialisme yang dianut
Hobbes yaitu segala yang bersifat bendawi. Juga diajarkan bahwa segala kejadian
adalah gerak yang berlangsung secara keharusan. Bedasarkan pandangan yang
demikian manusia tidak lebih dari satu bagian alam bendawi yang
mengelilinginya. Menurutnya pula pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas
pengamatan, yang disimpan didalam ingatan dan digabungkan dengan suatu
pengamatan, yang disipan dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan
akan masa depan sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa yang lampau.
3.
Jhon Locke (1632-1704 M)
Ia dilahirkan di Wrington, dekat Bristol, Inggris.
Dismaping itu sebagai ahli hukum, ia menyukai filsafat dan teologi, mendalami
ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran manusia harus
tahu sampai seberapa jauh ia memakai kemampuannya.
Ia
menentang teori rasionalisme, menurutnya segala pengetahuan datang dari
penglaman dan tidak lebih dari itu. Akal bersifat pasif saat pengetahuan
didapatkan. Akal tidak mandapatkan pengetahuan dari dirinya sendiri diibaratkan
ia adalah selembar kertas putih yang diberi warna oleh berbagai pengalaman.
Dalam penelitiannya John
Locke menggunakan istilah Sensation dan Reflection. Sensation (pengalaman
lahiriah) adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar,
Sedangkan reflection (pengalaman batiniah) pengenalan intuitif
yang memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kondisi psikis diri kita
sendiri. Tiap-tiap pengetahuan yang dimiliki manusia terdiri dari Sensation
dan reflection. Ttidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa
sejak lahir, melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang.
4.
David Home (1711-1776 M)
Empirisme, berpendirian bahwa hakikat
pengetahuan adalah berupa pengalaman. David Home termasuk dalam aliran
empirisme radikal menyatakan, bahwa ide-ide dapat dikembalikan pada
sensasi-sensasi (ransangan indra). William James menyatakan, bahwa pernyataan
tentang fakta adalah hubungan di antara benda-benda, sama banyaknya dengan
pengalaman khusus yang diperoleh secara langsung panca indra.
5.
Herbert Spencer (1820-1903 M)
Herbert Spencer berpusat pada
teori evolusi. Sembilan tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang
terkenal. The Origin of Species (1859 M), Spencer sudah meneribitkan
bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dalam filsafat
tentang the great unkwable (fenomena-fenomena atau gejala-gejala).
Memang besar dibelakang gejala- gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi
yang absolut itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip.
3. KRITISISME
Isi utama dalam kritisisme yaitu gagasan Immanuel Kant tentang teori
pengetahuan, etika, dan estetika. Gagasan tersebut muncul karena ada
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant.
Tokoh Kritisisme
Jerman-Immanuel Kant(1724-1804)
Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman kelahiran Konigsberg, 22
April 1724 – 12 februari 1804. Ia dikenal sebagai tokoh kritisisme. Filsafat
kritis yang ditampilkannya bertujuan untuk menjembatani pertentangan antara
kaum Rasionalisme dengan kaum Empirisme. Bagi Kant, baik Rasionalisme maupun
Empirisme belum berhasil memberikan sebuah pengetahuan yang pasti berlaku umum
dan terbukti dengan jelas. Kedua aliran itu memiliki kelemahan yang justru
merupakan kebaikan bagi seterusnya masing-masing.
Dalam hal ini kant menunjukan pada
3 bidang sebagai tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a) Bidang indrawi
Peranan subyek lebih menonjol, namun harus ada dua bentuk murni yaitu
ruang dan waktu yag dapat diterapkan pada pegalaman. Hasil yang diterapkan pada
ruang dan waktu merupakan fenomena konkrit. Namun pengetahuan yang diperoleh
indrawi ini selalu berubah-ubah, tergantung pada subyek yang mengalami dan
situasi yang melingkupinya.
b) Bidang Akal
Apa yang telah diperoleh melalui bidang indrawi tersebut, untuk
memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif-universal. Haruslah dituangkan ke
bidang akal. Disini terkandung 4 bentuk kategori:
1.
Kategori kuantitas, terdiri atas;
singulir(kesatuan), partikulir(sebagian), dan universal(umum).
2.
Kategori kualitas, terdiri atas;
realitas(kenyataan), negasi(pengingkaran), dan limitasi(batas-batas)
3.
Kategori relasi, terdiri atas;
categories(tidak bersyarat), hypothetis(sebab dan akibat),
disjunctif(saling meniadakan)
4.
Kategori modalitas, terdiri atas;
mungkin/tidak, ada/tiada, keperluan/kebetulan.
c) Bidang Rasio
Pengetahuan yang telah diperoleh akal itu baru dapat dikatakan sebagai
putusan sintetik-apriori, setelah dikaitkan 3 macam ide, yaitu; Allah(ide
teologis), jiwa(ide psikologis), dan dunia (ide kosmologis).
Namun ketiga macam ide itu sendiri tidak dapat dicapai oleh akal pikiran
manusia. Ketiga ide ini hanya merupakan petunjuk untuk menetapkan kesatuan
pengetahuan. Selain itu Immanual kant juga mengangkat aliran Aufk Larung ke
puncak perkembangannya sekaligus mengantar keruntuhannya. Pendapatnya adalah;
a. Ajarannya tentang pengetahuan
Ialah pendapat-pendapat yang sintesis dengan suatu pertanyaan; bagaimana
mungkin orang dapat menetapkan pendapat yang apriori (terlepas dari
pengalaman) tentang suatu objek dengan mempergunakan logika?
b. Ajarannya tentang kesusilaan
adalah bertentangan dengan ajaran etika/ kesusilaan dari aufk
larung (rasa senang/ kenikmatan dan faedah). Maka ajaran etikanya
berprinsip bahwa segala sesuatu hanya tergantung pada kehendak/ suasana yang menjadi
dasar perbuatan-perbuatan kita. Perbuatan baik dari sudut susila adalah
berdasarkan keinsafan kewajiban dengan pengertian bahwa setiap perbuatan kita
bisa menjadi hukum umum yang berlaku. Asas pokok kesusilaan adalah imperatif
kategoris, artinya suatu imperatif/ perintah dari dalam diri kita yang
memerintahkan kepada kita tanpa memandang sebab dan akibatnya, cara berbuatnya,
dsb. Berbuat baik adalah berbuat dengan berpangkal pada hukum kesusilaan yang
dibuat oleh diri kita sendiri seara otonom karena menghormati hukum kesusilaan.
c. Ajarannya tentang kesenian
Rasa estetis itu khususnya berupa suatu rasa senang/ nikmat yang
bercampur dengan perasaan tak senang. Dapat mengikat menjadi perasaan luhur
yang berlebih-lebihan yang dapat membuat kita merasa luhur/ mulia.
Adapun karya Kant yang terpenting adalah “Kritik der Reinen Vernunft”
1781. Dalam bukunya ini ia membatasi pengetahuan manusia, atau dengan kata lain
apa yang bisa diketahui manusia.
Immanuel Kant terinspirasi dari Plato terlihat dari teori 3 postulat "buatan".
Sesuatu yang kita percaya, namun sulit dibuktikan.
1. Free Will, Kehendak yang bebas
2. Keabadian Jiwa, Immortaolitas Jiwa (warisan
Plato. Manusia mati, tetapi Jiwa tak pernah Mati, makanya ide bersifat abstrak
dan di atas segalanya)
3. Tuhan, merupakan sesuatu yang kita
percaya dan yakini akan keadaanya, akan tetapi sulit untuk mebuktikan
kenampakan fisiknya.
4. MATERIALISME
Materialisme adalah asal
atau hakikat dari segala sesuatu, dimana asal atau hakikat dari segala sesuatu
ialah materi. Karena itu materialisme mempersoalkan metafisika, namun
metafisikanya adalah metafisika materialisme.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.
Materialisme adalah merupakan istilah dalam filsafat ontology yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, efistemologi, atau penjelasan historis. Maksudnya, suatu keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Pada sisi ekstrem yang lain, materialisme adalah sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang sedang bergerak.
Tokoh-tokoh aliran filsafat materialism :
a. Karl Marx (1818-1883)
Marx lahir di Trier Jerman
pada tahun 1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang cukup
berada, dan ia masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah dewasa
Marx melanjutkan studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia
memperoleh gelar doktor dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan
Demoktirus. Kemudian, ia pun menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut
Feurbach. Dalam usia dua puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran
Rheinich Zeitung yang dibrendel pemerintahannya karena dianggap revolusioner.
Dasar filsafat Marx adalah
bahwa setiap zaman, system produksi merupakan hal yang fundamental. Yang
menjadi persoalan bukan cita-xita politik atau teologi yang berlebihan,
melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu perjuangan kelas,
perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu
Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari sejarah ialah suatu masyarakat
yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah masyarakat komunis.
b. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Menurut Thomas Hobbes
materialisme menyangkal adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran
dari materi. Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang
mutlak lepas dari barang-barang material.
c.
Hornby (1974)
Menurut Hornby materialisme
adalah theory, belief, that only material thingexist (teori atau kepercayaan
bahwa yang ada hanyalah benda-benda material saja).
Sebagian ahli lain
mengatakan bahwa materialisme adalah kepercayaan bahwa yang ada hanyalah materi
dalam gerak. Juga dikatakan kepercayaan bahwa pikiran memang ada, tetapi adanya
pikiran disebabkan perubahan-perubahan materi. Materialisme juga berarti bahwa
materi dan alam semesta tidak memiliki karakteristik pikiran, seperti tujuan,
kesadaran, niat, tujuan, makna, arah, kecerdasan, kemauan atau upaya. Jadi,
materialisme tidak mengakui adanya entitas nonmaterial, seperti roh, hantu,
malaikat. Materialisme juga tidak mempercayai adanya Tuhan atau alam
supranatural. Oleh sebab itu, penganut aturan ini menganggap bahwa satu-satunya
realitas yang ada hanyalah materi. Segala perubahan yang tercipta pada dasarnya
berkausa material.
d. Van Der Welj (2000)
Van Der Welj mengatakan
bahwa materialisme dengan menyatakan bahwa materialisme ini terdiri atas suatu
aglomerasi atom-atom yang dikuasai aleh hukum-hukum fisika-kimiawi. Bahkan,
terbentuknya manusia sangat dimungkinkan berasal dari himpunan atom-atom
tertinggi. Apa yang dikatakan kesadaran, jiwa, atau roh sebenarnya hanya
setumpuk fungsi kegiatan dari otakyang bersifat sangat organik-materialistis.
Macam-Macam Materialisme :
- Materialisme rasionalistik. Materialisme rasionalistik menyatakan bahwa seluruh realitas dapat dimengeti seluruhnya berdasarkan ukuran dan bilangan (jumlah);
- Materialisme mitis atau biologis. Materialisme mitis atau biologis ini menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa material terdapat misteri yang mengungguli manusia. Misteri itu tidak berkaitan dengan prinsip immaterial.
- Materialisme parsial Materialisme parsial ini menyatakan bahwa pada sesuatu yang material tidak tedapat karakteristik khusus unsur immaterial atau formal;
- Materialisme antropologis. Materialisme antropologis ini menyatakan bahwa jiwa itu tidak ada karena yang dinamakan jiwa pada dasarnya hanyalah materi atau perubahan-perubahan fisik-kimiawi materi;
- Materialisme dialektik. Materialisme dialektik ini menyatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi. Berarti bahwa tiap-tiap benda atau atau kejadian dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses material. Salah satu prinsif di materialisme dialektik adalah bahwa perubahan dalam kuantitas. Oleh karena itu, perubahan dalam materi dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan, atau dengan kata lain kehidupan berasal dari materi yang mati. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari materi yang mati, dengan proses perkembangan yang terus-menerus ia menjadi materi yang memiliki kehidupan. Oleh karena itu kalau manusia mati, ia akan kembali kepada materi, tidak ada yang disebut dengan ke hidupan rohaniah. Ciri-ciri materialisme dialektik mempunyai asas-asas, yaitu :
·
Asas gerak;
·
Asas saling berhubungan;
·
Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
·
Asas kontradiksi intern.
- Materialisme historis. Materialisme histories ini menyatakan bahwa hakikat sejarah terjadi karena proses-proses ekonomis. Materialisme dialektik dan materialisme histories secar bersamaan menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa yang menyangkut sejarah rohani dan perkembangan manusia hanya merupakan dampak dan refleksi-refleksi aktivitas ekonomis manusia. Materialisme historis ini berdasarkan dialektik, maka semua asas materialisme dialektik berlaku sepenuhnya dalam materialisme histories.
- Materialisme sebagai teori menyangkal realitas yang bersifat ruhaniah, sedangkan materialisme metode mencoba membuat abstraksi hal-hal yang bersifat imaterial.
5. IDEALISME
Di dalam filsafat,
idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit).
Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.Kata
idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang
biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari. Kata idealis itu dapat
mengandung beberapa pengertian, antara lain:Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta
menghayatinya;Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau
program yang belum ada.
Jenis-Jenis Idealisme
Sejarah idealisme cukup berliku-liku dan
meluas karena mencakup berbagai teori yang berlainan walaupun berkaitan. Ada
beberapa jenis idealisme: yaitu idealisme subjektif, idealisme objektif, dan
idealisme personal.
1.
Idealisme Subjektif
Idealisme subjektif adalah filsafat yang
berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam
dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan
terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia
atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah
ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia.
2.
Idealisme Objektif
Idealisme Objektif adalah
idealisme yang bertitik tolak pada ide di luar ide manusia. Idealisme objektif
ini dikatakan bahwa akal menemukan apa yang sudah terdapat dalam susunan
alam.
Filsuf idealis yang pertama kali dikenal
adalah Plato. Ia membagi dunia dalam dua bagian. Pertama, dunia
persepsi, dunia yang konkret ini adalah temporal dan rusak; bukan dunia yang
sesungguhnya, melainkan bayangan alias penampakan saja. Kedua, terdapat
alam di atas alam benda, yakni alam konsep, idea, universal atau esensi yang
abadi.
3.
Idealisme Personal (personalisme)
Idealisme personal yaitu
nilai-nilai perjuangannya untuk menyempurnakan dirinya. Personalisme muncul
sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik. Bagi
seorang personalis, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak atau
proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seorang
pemikir.
Tokoh-Tokoh Idealisme
1.
J.G. Fichte (1762-1814 M)
Johan Gottlieb Fichte
adalah filosof Jerman. Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-1788.
Filsafat menurut Fichte haruslah dideduksi dari satu prinsip. Ini sudah
mencukupi untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan
manusia. Prinsip yang dimaksud ada di dalam etika. Bukan teori, melainkan
prakteklah yang menjadi pusat yang disekitarnya kehidupan diatur. Unsur
esensial dalam pengalaman adalah tindakan, bukan fakta.
Menurut pendapatnya subjek
“menciptakan” objek. Kenyataan pertama ialah “saya yang sedang berpikir”,
subjek menempatkan diri sebagai tesis. Tetapi subjek memerlukan objek, seperti
tangan kanan mengandaikan tangan kiri, dan ini merupakan antitesis. Subjek dan
objek yang dilihat dalam kesatuan disebut sintesis. Segala sesuatu yang ada
berasal dari tindak perbuatan sang Aku.
2.
G.W.F Hegel (1798-1857 M)
Hegel lahir di
Stuttgart, Jerman pada tanggal 17 Agustus 1770. Ayahnya adalah seorang pegawai
rendah bernama George Ludwig Hegel dan ibunya yang tidak terkenal itu bernama
Maria Magdalena. Pada usia 7 tahun ia memasuki sekolah latin, kemudian
gymnasium. Hegel muda ini tergolong anak telmi alias telat mikir!
Pada usia 18 tahun ia memasuki Universitas Tubingen. Setelah menyelesaikan
kuliah, ia menjadi seorang tutor, selain mengajar di Yena. Pada usia 41 tahun
ia menikah dengan Marie Von Tucher. Karirnya selain menjadi direktur sekolah
menengah, juga pernah menjadi redaktur surat kabar. Ia diangkat menjadi guru
besar di Heidelberg dan kemudian pindah ke Berlin hingga ia menjadi Rektor
Universitas Berlin (1830).
6.
POSITIVISME
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan
ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal
adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Positivisme adalah doktrin filosofi dan
ilmu pengetahuan sosial yang menempatkan peran sentral pengalaman dan bukti
empiris sebagai basis dari ilmu pengetahuan dan penelitian. Terminologi
positivisme dikenalkan oleh Auguste
Comte untuk menolak
doktrin nilai subyektif, digantikan oleh fakta yang bisa diamati serta
penerapan metode ini untuk membangun ilmu pengetahuan yang diabdikan untuk
memperbaiki kehidupan manusia.
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran
ialah yang logis, ada bukti empirisnya, yang terukur.
Terukur inilah sumbangan penting positivism.
Tokoh-tokoh yang paling berpengaruh dalam
mengembangkan tradisi positivisme adalah Thomas
Kuhn, Paul K. Fyerabend, W.V.O. Quine, and filosof lainnya. Pikiran-pikiran
para tokoh ini membuka jalan bagi penggunaan berbagai metodologi dalam
membangun pengetahuan dari mulai studi
etnografi sampai penggunaan analisa statistik.
Positivisme
merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan
logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam
satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.
Ciri –Ciri Positivisme
1)
Bebas Nilai
Artinya menegaskan
antara fakta dan nilai kepada peneliti untuk mengambil jarak dengan semesta
dengan bersikap imparsial-netral.
2)
Fenomenalisme
Artinya
pengetahuan yang absah hanya berfokus pada fenomena semesta. Metafisika yang
mengandaikan sesuatu di belakang fenomena ditolak mentah-mentah.
3)
Nominalisme
Artinya
positivisme berfokus pada yang individual-partikular karena itu kenyataan
satu-satunya. Semua bentuk universalisme adalah semata penanaman dan bukan
kenyataan itu sendiri.
4)
Reduksionisme
Artinya
positivisme meruduksi semesta menajdi fakta-faktayangd apat dipersepsi.
5)
Naturalisme
Artinya
positivisme dapat menjelaskan semua gejala alam secara mekanikal-determinis
seperti layaknya mesin.
Positivisme yang
dikembangkan oleh Auguste Comte dinamakan sebagi positivisme sosial. Hal ini
dikarenakan faham yang menyakini kemajuan sosial hanya dapay dicapai melalui
penerapan ilmu-ilmu positif.
7.
PRAGMATISME
Menurut Kamus Ilmiah Populer, Pragmatisme adalah aliran
filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak
percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat – akibat yang memuaskan.
Sedangkan, definisi Pragmatisme lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu
secara berguna.
Sedangkan menurut istilah adalah berasal dari bahasa Yunani
“ Pragma” yang berarti perbuatan ( action) atau tindakan (practice). Isme
sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti
ajaran yang menekankan bahwa pemikran itu menuruti tindakan.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan
bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu memiliki kegunaan
bagi kehidupan nyata.
Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua.
Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua.
Tokoh-tokoh Filsafat Pragmatisme
1.
Charles Sanders Peirce
Charles mempunyai gagasan bahwa suatu hipotesis (dugaan
sementara/ pegangan dasar) itu benar bila bisa diterapkan dan dilaksanakan
menurut tujuan kita. Horton dan Edwards di dalam sebuah buku yang berjudul
Background of American literary thought(1974) menjelaskan bahwa peirce
memformulasikan (merumuskan) tiga prinsip-prinsip lain yang menjadi dasar bagi
pragmatisme sebagai berikut :
a. Bahwa kebenaran ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lebih
daripada kemurnian opini manusia.
b. Bahwa apa yang kita namakan “universal “ adalah yang pada
akhirnya setuju dan mnerima keyakinan dari “community of knowers “
c. Bahwa filsafat dan matematika harus di buat lebih praktis
dengan membuktikan bahwa problem-problem dan kesimpulan-kesimpulan yang
terdapat dalam filsafat dan matematika merupakan hal yang nyata bagi
masyarakat(komunitas).
2.
William James
William selain menamakan filsafatnya dengan “pragmatisme”,
ia juga menamainya “empirisme radikal”.
Menurut James, pragatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa
yag benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
perantaraan yang akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini
bersedia menerima segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis, misalnya
pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistik, semuanya bisa diterima sebagai
kebenaran, dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang
bermanfaat.
Sedangkan empirisme radikal adalah suatu aliran yang harus
tidak menerima suatu unsur alam bentuk apa pun yang tidak dialami secara
langsung.
Dalam bukunya The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran ‘plural’. Yang dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.
Dalam bukunya The Meaning of The Truth, James mengemukakan tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri dan terlepas dari segala akal yang mengenal, melainkan yang ada hanya kebenaran-kebenaran ‘plural’. Yang dimaksud kebenaran-kebenaran plural adalah apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman khusus yang setiap kali dapat diubah oleh pengalaman berikutnya.
William James mengajukan prinsip-prinsip dasar terhadap
pragmatisme, sebagai berikut:
a. Bahwa dunia tidak hanya terlihat menjadi spontan,
berhenti dan tak dapat di prediksi tetapi dunia benar adanya.
b. Bahwa kebenaran tidaklah melekat dalam ide-ide tetapi
sesuatu yang terjadi pada ide-ide daam proses yang dipakai dalam situasi
kehidupan nyata.
c. Bahwa manusia bebas untuk meyakini apa yang menjadi
keinginannya untuk percaya pada dunia, sepanjang keyakinannya tidak berlawanan
dengan pengalaman praktisny maupun penguasaan ilmu pengetahuannya.
d. Bahwa nilai akhir kebenaran tidak merupakan satu titik
ketentuan yang absolut, tetapi semata-mata terletak dalam kekuasaannya
mengarahkan kita kepada kebenaran-kebenaran yang lain tentang dunia tempat kita
tinggal didalamnya (Horton dan Edwards, 1974:172).
3.
John Dewey
Dewey adalah seorang pragmatis, namun ia lebih suka menyebut
sistemnya dengan istilah Instrumentalis. Menurutnya, tujuan filsafat adalah
untuk mengatur kehidupan dan aktivitas manusia secara lebih baik, untuk didunia
dan sekarang. Tegasnya, tugas fiilsafat yang utama ialah memberikan garis-garis
pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu, filsafat
tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tiada faedahnya.
Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience) , dan menyelidiki serta
mengolah pengalaman itu secara aktif kritis. Dengan demikian, filsafat akan
dapat menyusun suatu system norma-norma dan nilai.
Analisis Kritis atas Kekuatan dan Kelemahan Pragmatisme
kekuatan Pragmatisme
a. kemunculan pragmatis sebagai aliran filsafat dalam kehidupan
kontemporer, khususnya di Amerika Serikat, telah membawa kemajuan-kemnjuan yang
pesat bagi ilmu pengetahuan maupun teknologi.Pragmatisme telah berhasil
membumikan filsafat dari corak sifat yang Tender Minded yang cenderung berfikir
metafisis, idealis, abstrak, intelektualis, dan cenderung berfikir hal-hal yang
memikirkan atas kenyataan, materialis, dan atas kebutuhan-kebutuhan dunia,
bukan nnati di akhirat. Dengan demikan, filsafat pragmatisme mengarahkan
aktivitas manusia untuk hanya sekedar mempercayai (belief) pada hal yang
sifatnya riil, indriawi, dan yang memanfaatnya bisa di nikmati secara
praktis-pragmatis dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pragmatisme telah berhasil mendorong berfikir yag
liberal, bebas dan selalu menyangsikan segala yang ada. Barangkali dari sikap
skeptis tersebut, pragmatisme telah mampu mendorong dan memberi semangat pada
seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat
penelitian-penelitian, pembuktian-pembuktian dan eksperimen-eksperimen sehingga
munculllah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu mendorong
secara dahsyat terhadap kemajuan di badang sosial dan ekonomi.
c. Sesuai dengan coraknya yang sekuler, pragmatisme tidak
mudah percaya pada “kepercayaan yang mapan”. Suatu kepercyaan yang diterim
apabila terbukti kebenarannya lewat pembuktian yang praktis sehingga
pragmatisme tidak mengakui adanya sesuatu yang sakral dan mitos, Dengan
coraknya yang terbuka, kebanyakan kelompok pragmatisme merupakan pendukung
terciptanya demokratisasi, kebebasan manusia dan gerakan-gerakan progresif
dalam masyarakat modern.
Kelemahan Pragmatisme
a. Karena pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang
bersifat metafisika dan kebenaran absolute (kebenaran tunggal), hanya mengakui
kebenaran apabila terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu
diciptakan oleh manusia sendiri, secara tidak langsung pragmatisme sudah
mengingkari sesuatu yang transcendental (bahwa Tuhan jauh di luar alam
semesta). Kemudian pada perkembangan lanjut, pragmatisme sangat mendewakan
kemepuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini
menjurus kepada ateisme.
b. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat
pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati
hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang
matrealis. Manusia berusaha secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang bersifat ruhaniah. Maka dalam otak masyarakat pragmatisme telah di
hinggapi oleh penyakit matrealisme.
c. Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan
berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari
masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi
kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya manusipa hidup semakin
egois individualis. Dari sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit
humanisme.
8. SEKULARISME
Istilah sekularisme pertama kali diperkenalkan pada tahun
1846 oleh George Jacub Holyoake yang menyatakan bahwa schularism is an ethical
system pounded on the principle of natural morality and in independent of
reveald religion or supernaturalism. (sekularisme adalah suatu sistem etik
yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau
supernaturalisme).
Tokoh Sekularisme
Pendiri sekularisme adalah George Jacob Holyoake kelahiran
Birmingham Inggris, anak pekerja kasar. Kendatipun pada mulanya berpendidikan
agama, kehidupan remajanya yang diliputi dan ditempa oleh situasi sosial
politik di tempat kelahirannya yang keras, sikap Holyoake berubah, dan akhirnya
ia kembali terkenal karena sekularismenya. Perlu dicatat bahwa pada mulanya,
sekularisme ini belum berupa aliran etika dan filsafat, melainkan hanya
merupakan gerakan protes sosial dan politik.
Latar Belakang Munculnya Sekularisme
Sekularisme pertama kali muncul di Eropa. Tapi mulai
diperhitungkan keberadaannya secara politis bersamaan dengan lahirnya revolusi
Perancis tahun 1789 M. berkembang merata ke seluruh Eropa pada abad ke-19 M.
kemudian tersebar lebih luas lagi ke berbagai negara di dunia, terutama dalam
bidang politik dan pemerintahan, yang pada abad ke-20 M, dibawa oleh penjajah
dan missionaris Kristen.
Muhammad
Al-Bahy menjelaskan bahwa yang menimbulkan munculnya sekularisme:
-
Yang mendorong terjadinya sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah
perebutan kekuasaan antara negara dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara
kedua kekuasaan itu adalah penanggulangan perselisihan baik secara legal atau
filosofis.
-
Yang mendorong sekularisme abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan. Karena itu,
pengertian sekularisme tidak sama dengan paham pemisahan antara Gereja dan
negara, akan tetapi semacam penghapusan paham dualisme dengan penghancuran
agama sebagai awal mula untuk mencapai kekuasaan tersendiri, yaitu “kelompok
Buruh” atau “sosial” atau “negara” atau “partai”.
-
Penelitian terhadap alam dan kemajuan ilmu pengetahuan telah memberanikan kaum
intelek sekuler untuk keluar dari wasiat atau dogma Gereja.
Ajaran
Sekularisme
Berikut
ini dijelaskan mengenai beberapa paham/ajaran sekularisme, yaitu:
1.
Paham
Sekuler tentang Etika
Sebagai suatu sistem etika yang didasarkan atas
prinsip-prinsip moralitas alamiah dan bebas dari agama wahyu atau supranatural,
pandangan sekularisme harus didasarkan atas kebenaran ilmiah, kebenaran yang
bersifat sekuler, tanpa ada kaitannya dengan agama atau metafisika. Sekularisme
lahir disaat pertentangan antara ilmu (sains) dan agama sangat tajam (agama –
kristen). Ilmu tampil dengan independensinya yang mutlak, sehingga bersifat
sekuler. Kebenaran ilmiah yang diperoleh melalui pengalaman yang telah menghasilkan
kemajuan ilmu-ilmu sekuler seperti matematika, fisika dan kimia telah berhasil
membawa kemajuan bagi kehidupan manusia. Justeru kebenaran ilmiah itu harus
mendasari etika, tingkah laku, dan perikehidupan manusia.
2.
Paham
sekuler tentang Agama
Agama dalam pandangan hidup sekularisme adalah sesuatu yang
berdiri sendiri. Prinsip sekularisme, dalam hal ini adalah theisme dan
atheisme, sama-sama tidak mendapatkan dibuktikan dengan pengalaman. Dengan
begitu, ia berada di luar pola pemikiran sekularisme. Theologi memberikan
interpretasi tentang dunia yang tidak dikenal, sedangkan sekularisme tidak mau
tahu sama sekali tentang dunia seperti ini serta interpretasinya. Namun, telah
berkembang suatu paham yang menekankan bahwa karakter-karakter agama itu berbeda.
Misalnya karakter Agama Islam berbeda dengan agama lain, penganut agama lain.
Menurut paham ini, agama Islam akan mudah menerima netralitas negara terhadap
pluralitas agama. Namun, Islam mempunyai karakter tersendiri yang
berbeda.Samuel Huntington mendukung pula paham ini. Misalnya, dikatakan bahwa
orang Kristen Barat tidak menuntut diberlakukannya hukum kristen dibidang
pemerintahan dan ekonomi. Keterlibatan agama hanya sebatas nilai moral dan
acara ritual tertentu saja. Namun, konsep netralitas seperti itu akan sulit
diterapkan untuk agama Islam.
3.
Paham
sekuler tentang prinsip-prinsip rasio dan kecerdasan
Prinsip-prinsip dan kecerdasan ini sangat dijungjung tinggi
sekularisme karena kelanggengan sekularisme sangat bergantung pada prinsip ini,
sebagaimana ilmu pengetahuan pun ditopang oleh prinsip ini. Oleh karena itu,
sekularisme pun sekaligus meyakini bahwa ilmu pengetahuan mampu mengajarkan
aturan-aturan yang berkenaan dengan kebahagiaan. Ilmu itu bisa berprinsip
bahwasanya dalam kemapanan situasi dan kondisi kehidupan material, ia mampu
menghilangkan kemiskinan dan kebejatan moral.
4.
Paham sekuler tentang toleransi
Toleransi dalam pandangan sekularisme merupakan salah satu
ciri yang sangat penting. Karena ciri ini, kita bisa melihat bahwa penganut
sekularisme tidak segan-segan untuk bekerja sama, baik dengan kaum theis maupun
atheis.
5.
Sekularisme
dan Islam
Sekularisme yang dalam bahasa Arabnya dikenal “al-’Ilmaniyyah”,
diambil dari kata ilmu. Konon, secara mafhum, ia bermaksud mengangkat martabat
ilmu. Dalam hal ini tentu tidak bertentangan dengan paham Islam yang juga
menjadikan ilmu sebagai satu perkara penting manusia. Bahkan, sejak awal, Islam
menganjurkan untuk memuliakan ilmu. Tetapi sebenarnya, penerjemahan kata
sekular kepada “al-’Ilmaniyyah” hanyalah tipu daya yang berlindung di
balik slogan ilmu. Sebenarnya makna tersirat bagi sekular adalah “al-Ladiniyah”
yakni tanpa agama atau “al-Laaqidah” yakni tanpa aqidah.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
A. RASIONALISME adalah paham yang
mengajarkan bahwa sumber pengatahuan satu-satunya yang benar adalah rasio (akal
budi).
Tokoh-tokoh rasional :
1.
Blaise Pascal
2.
Cristian Wolf
3.
Rene Descartes
4.
Baruch Spinoza
5.
G.W Leibnitz
B. EMPIRISME
Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti
coba-coba atau pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan
rasionalisme. Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan
mengecilkan peranan akal.
Tokoh-tokoh empirisme :
1. Francis Bacon (1210-1292 M)
2. Thomas Hobbles (1588-1679 M)
3. Jhon Locke (1632-1704 M)
4. David Home (1711-1776 M)
5. Herbert Spencer (1820-1903 M)
C. KRITISISME Filsafat kritis yang ditampilkannya bertujuan
untuk menjembatani pertentangan antara kaum Rasionalisme dengan kaum Empirisme.
Tokoh kritisme :
Immanuel Kant(1724-1804)
D.
MATERIALISME adalah sebuah pernyataan
yang menyatakan bahwa pikiran ( roh, kesadaran, dan jiwa ) hanyalah materi yang
sedang bergerak.
Tokoh-tokoh materialism :
1.
Karl Marx (1818-1883)
2.
Thomas Hobbes (1588-1679 M)
3.
Hornby (1974)
4.
Van Der Welj (2000)
E.
IDEALISME adalah doktrin yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam
kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit).
Tokoh-Tokoh Idealisme :
1. J.G. Fichte (1762-1814 M)
2. G.W.F Hegel (1798-1857 M)
F. POSITIVISME adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang
berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua
didasarkan pada data empiris.
Tokoh-tokoh
positivism :
1. Thomas Kuhn,
2. Paul K. Fyerabend,
3. W.V.O. Quine,
G. PRAGMATISME adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan
penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang
mempunyai akibat – akibat yang memuaskan. Sedangkan, definisi Pragmatisme
lainnya adalah hal mempergunakan segala sesuatu secara berguna.
Tokoh – tokoh pragmatism :
1. Charles Sanders Peirce
2.
William
James
3. John Dewey
H. SEKULARISME adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral
alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supernaturalisme.
Tokoh sekularisme :
George
Jacob Holyoake
DAFTAR PUSTAKA
keren ilmunya, ditunngu kunjungannya di www.disini-mi.ga
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu dan sangat mudah dipahami
BalasHapus